Sumber foto : liputan6.com
Sidik jari adalah satu bagian penting untuk mengidentifikasi
seseorang. Tak heran, sidik jari juga berperan penting dalam dunia kriminal,
baik dalam mengidentifikasi pelaku maupun korban kejahatan.
Bahkan dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, banyak
gawai atau gadget yang
mempersyaratkan sidik jari sebagai otoritas keamanan untuk mengaksesnya. Lebih dari itu, sidik jari memiliki fungsi tersendiri
dalam kehidupan sehari-hari. Sidik jari tak hanya terdapat pada
jari-jari tangan, tetapi juga kaki.
Dalam kehidupan sehari-hari, sidik jari dapat membantu kita dalam
banyak hal. Seperti memegang berbagai benda agar tidak mudah jatuh, atau
menjaga kita agar tidak terpeleset saat berjalan.
Selain itu, sidik jari juga sangat unik. Meskipun setiap orang
mempunyai sidik jari, tapi sidik jari yang dimiliki setiap orang pasti
berbeda-beda. Tak akan ada dua orang berbeda yang memiliki sidik jari yang
sama. Lalu, apa yang menyebabkan sidik jari setiap orang berbeda?
Sidik
jari yang kita miliki merupakan kulit tebal yang terbentuk sejak kita masih di
dalam kandungan. Lapisan inilah yang nantinya akan membentuk pola unik sidik
jari. Pembentukan pola ini terdiri dari beberapa faktor. Baik dari kondisi perut atau rahim dan pergerakan bayi saat
masih di dalam perut.
Hal inilah yang menyebabkan bentuk sidik jari anak kembar
sekalipun tidak sama. Sebab, meskipun
berada dalam perut yang sama, tapi pergerakannya berbeda-beda. Karena setiap orang memiliki pola sidik jari yang berbeda,
hal ini yang membuat sidik jari digunakan sebagai identitas yang dimiliki
seseorang sejak zaman dahulu.
Sekitar 1870an, seorang antropolog asal Perancis, Alphonse Bertillon
menggunakan tulang dan anggota tubuh lainnya sebagai identitas seseorang. Beberapa
tahun kemudian, ide Bertillon ini disempurnakan dengan melakukan identifikasi
menggunakan sidik jari.
Maka dari itu, saat kita akan membuat tanda pengenal seperti
paspor, kartu tanda penduduk (KTP), atau ijazah kelulusan sekolah, sidik jari
sangat diperlukan sebagai bagian dari identitas diri yang sah. Dalam keadaan
bencana alam atau kecelakaan, sidik jari juga membantu identifikasi para
korban. Sementara, dalam dunia kriminal biasanya hal utama yang diselidiki
untuk mencari tahu pelaku korban kejahatan adalah sidik jari yang tertinggal
atau tertempel di tempat kejadian perkara.
Penulis: Delima Aris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar