sumber foto: twitter.com/KanesLight
Berawal
dari kebosanan saya di minggu-minggu terakhir liburan kemarin, saya memutuskan
untuk menonton salah satu serial televisi Amerika yang sudah masuk daftar saya
sejak lama. Judulnya The 100, awalnya saya tidak berekspektasi tinggi pada
serial ini, malah saya berpikir kalau ini akan membosankan dan saya akan
behenti menonton di tengah-tengah. Kenyataannya saya rela menghabiskan dua
minggu terakhir untuk menonton serial ini sampai season ke 6, tinggal tunggu
waktu kosong untuk marathon season 7
nih.
The
100 merupakan serial televisi Amerika yang tayang pertama kali
pada 19 Maret 2014 di saluran The CW. Serial ini diadaptasi
dari seri novel yang berjudul sama karangan Kass Morgan dan diproduseri oleh
Jason Rothernberg. Serial ini dibintangi oleh Eliza Taylor, Bob Morley, Paige
Turco, Lindsey Morgan dan masih banyak lagi. Mei 2020 lalu akhirnya yang
ditunggu-tunggu para penggemar, yaitu season ke 7 dari The 100 dirilis.
Di
season pertama The 100, menceritakan seratus tahun setelah perang nuklir, 100
remaja kriminal penghuni stasiun luar angkasa bernama The Ark, dikirim ke bumi.
Salah satunya adalah Clarke Griffin, seorang anak anggota dewan di The Ark.
Sang Ibu, Abby Griffin meyakinkan Clarke bahwa ini adalah misi penting untuk
memastikan planet bumi masih bisa dihuni oleh manusia. Namun, berkat kerasnya
hukum di The Ark sebagian remaja menganggap dikirimnya mereka ke bumi berarti
pembuangan. Di bumi, selain mereka harus beradaptasi untuk bertahan hidup, para
remaja itu juga harus menghadapi para Grounders dan Reapers yang
menguasai hutan tempat pesawat mereka mendarat.
Di
season kedua, Skikru --sebutan untuk Clarke dan kawan-kawan--
harus menghadapi masalah yang tak kalah pelik. Setelah menghadapi garangnya
para Grounders, mereka harus menghadapi para ilmuan gila di Mount
Weather. Mount Weather adalah sebuah bunker tempat para penduduk bumi
yang berhasil bersembunyi dari ledakan nuklir. Sementara itu para penghuni The
Ark yang tersisa berhasil mendarat di bumi dengan selamat. Di season ini Clarke
juga harus bekerja sama dengan para Grounders untuk
menyelamatkan teman-temannya dari kegilaan para ilmuan Mount Weather.
Di
season ketiga, The 100 menyajikan double main plot. Pertama
menceritakan perebutan kekuasaan tertinggi di antara suku Grounders yang
cukup pelik. Lalu yang kedua adalah munculnya A.L.I.E, yaitu sistem Artifical
Intelligence yang ternyata merupakan dalang di balik ledakan nuklir di bumi
seabad yang lalu. Masalah bertambah di saat A.L.I.E mulai mempengaruhi para
skikru untuk menjadi pengikutnya.
Di
season keempat, para skikru dan para grounders dibuat panik karena reaktor
nuklir diseluruh dunia mengalami kebocoran dan akan meledak dalam waktu dua
bulan. Kondisi ini membuat semua pihak mau tidak mau harus bekerja sama untuk
mencari solusi agar mereka semua selamat. Di saat Clarke, Abby dan beberapa
lainnya sibuk membuat formula nightblood di sebuah
laboratorium di pulau terpencil. Marcus dan Thelonius berhasil menemukan bunker
tua kosong. Tetapi, mereka semua lagi-lagi harus dihadapkan pada sebuah pilihan
dan Clarke memilih menyelamatkan teman-temannya.
Di
season kelima, setelah kehancuran reaktor nuklir bumi kembali sunyi dan enam tahun
setelahnya, sebuah kapal luar angkasa pengangkut tahanan mendarat di bumi.
Kapal itu mendarat tepat di satu-satunya wilayah bumi yang masih hijau karena
tidak dilewati oleh gelombang radiasi. Di season ini juga kembali menyuguhkan
cerita bagaimana Clarke dan teman barunya Madi bertahan hidup setelah melewati
masa praimfaya dan bagaimana teman-teman Clarke dapat kembali.
Di
season 6, Clarke dan teman-teman dibiarkan tidur di dalam kapsul hingga 165
tahun dan ditemukannya planet layak huni selain bumi. Nah kan, kok bisa?
Hehe, itu dia sedikit sinopsis dari serial The 100, sedikit banget biar kalian
penasaran. Serial ini enggak mengecewakan kok buat ditonton
selama PSBB jilid 2. Pokoknya bikin kalian penasaran sekaligus jatuh cinta sama pemain-pemainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar