Sumber Foto:
ourspiritualheart.tumblr.com
Secara mengagumkan
Al-Qur’an telah memberitahukan kepada kita tentang kedudukan wanita dan
emansipasinya dengan kaum laki-laki. Wanita mempunyai esensi dan identitas yang
sama dengan laki-laki. Al-Qur’an merekam sejumlah kisah wanita yang memiliki
integritas, intelektual dan moral yang tinggi serta mempunyai peranan amat
berpengaruh dalam dakwah para rasul, loh.
1. Siti
Hawa
Siti Hawa adalah wanita pertama yang Allah ciptakan untuk menemani Nabi Adam a.s. Beliau adalah wanita pertama yang mampu mengemban amanah memberikan ketentraman bagi suaminya. Adam a.s. diberi tempat oleh Allah di surge dan diciptakan baginya Hawa untuk mendampinginya menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian dan melengkapi fitrahnya untuk menghasilkan keturunan. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan dari slaah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada disampingnya.
2. Siti
Sarah
Sarah adalah wanita cantik yang pertama kali beriman kepada dakwah Nabi Ibrahim a.s. Sarah dikenal sebagai wanita terbaik pada zamannya. Selain cantik, ia juga cerdas dan mempesona. Nabi Ibrahim a.s. sangat mencintainya. Suatu ketika, karena dakwahnya tak diterima di negeri Babilonia, Nabi Ibrahim a.s. dan Sarah pindah menuju Syam. Saat itu Syam dilanda paceklik. Mereka pindah lagi menuju Mesir. Di tempat ini, Keteguhan imannya dan ketaatannya kepada suaminya diuji ketika itu. Allah Swt. menjaga Sarah, ketika seseorang akan menodai kesuciannya dan merampas kehormatannya.
3. Siti
Hajar
Siti Hajar adalah wanita cantik yang terkenal karena keteguhan keimanan, ketakwaan dan tawakalnya kepada Allah Swt. Siti Hajar pada awalnya adalah seorang hamba sahaya yang diberikan raja mesir kepada Siti Sarah setelah raja itu ketakutan karena gagal menyentuh Siti Sarah. Siti Hajar kemudian dinikahi oleh Nabi Ibrahim a.s dan melahirkan nabi mulia bernama Ismail a.s. Kisah Siti Hajar yang mencari ssumber air untuk Ismail a.s. kemudian diabadikan oleh Allah menjadi salah satu rukun wajib yang dilakukan dala ibadah haji, yaitu Sa’i.
4. Ratu
Balqis
Pada zaman Nabi Sulaiman a.s. terdapat perempuan filsuf yang mempunyai firasat tajam terhadap fenomena sekitarnya dan membeli kecakapan dalam mengendalikan serta menyelesaikan persoalan yang dilematis. Perempuan itu adalah Balqis, ia merupakan seorang ratu dari negeri Saba. Kisahnya bersama Nabi Sulaiman a.s. sudah menjadi cerita popular dikalangan umat muslim. Cerita bagaimana Ratu Balqis selalu bermusyawarah perihal masalah yang dihadapinya. Ratu Balqis tidak memiliki gengsi yang tinggi ketika ia mengakui kebenaran ajaran islam yang disampaikan Nabi Sulaiman a.s. dan Ratu Balqis pun masuk islam.
5. Maryam
binti ‘Imran
Maryam adalah seorang wanita yang sangat menjaga pandangan kepada lawan jenis. Berkat keistiqomahannya,ia dikaruniai keistimewaan oleh Allah. Maryam dijadikan Allah Ibu dari Nabi Isa. Ketika Maryam akhirnya hamil tanpa menikah dengan seorang lelaki manapun, ia lalu mengasingkan diri karena malu. Tetapi sebagai wanita yang taat kepada Allah, iapun tetap berusaha menyelamatkan bayi yang dikandungnya. Kisah Maryam ini mengajarkan kepada kita bahwa ketaatan seorang wanita kepada Allah, terutama dalam menjaga kesuciannya, dibalas oleh Allah dengan karunia yang tidak terkira.
6. Khadijah
Beliau dijuluki Ath-thohirah, yang berarti bersih dan suci. Beliau dikenal sebagai seorang yang teguh, cerdik, dan memiliki perangai yang luhur. Khadijah memiliki wajah yang cantik, berasal dari keturunan yang terhormat, memiliki martabat karena kepandaiannya dan kecerdasannya. ia juga wanita yang kaya raya. khadijah tertambat hati pada pribadi yang terpercaya, jujur, professional daam bekerja dan memiliki akhlak yang mulia, ia adalah Muhammad. Dan Allah menakdirkan mereka untuk menikah. Khadijah adalah sosok wanita pilihan yang Allah amanahkan untuk mendampingi Muhammad dalam menjalani tugasnya sebagai Rasul Allah.
7. Aisyah
Wanita shalehah
yang merupakan satu satunya istri Rasulullah yang bukan janda. Aisyah adalah
istri yang menyertai Rasulullah dalam perang Bani al-Mustahiq. Ke shalehan dan
kesabaran Aisyah dalam menghadapi fitnah setelah perang berbuah manis. Ia
semakin terhormat di mata Rasulullah dan
mukminin.
Penulis
: Aca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar