Sport.tempo.co
Istora
Senayan terkenal angker bagi atlet-atlet Indonesia. Namun, ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi
Ahmad/ Liliyana Natsir yakin bisa menaklukan mitos tersebut pada
ajang Blibli Indonesia Open 2018.
Owi/Butet—sapaan akrab ganda campuran ini—seakan-akan tidak bersahabat dengan Istora
Senayan. Walaupun kedua pasangan ini telah meraih berbagai gelar bergengsi dunia, tapi Owi/Butet sering menelan kekalahan
apabila berlaga di Istora Senayan.
Meskipun
pada tahun lalu, Owi/Butet berhasil menyabet gelar pada ajang Indonesia Open, akan
tetapi kejuaraan tersebut bukan digelar di Istora Senayan melainkan di JCC
Senayan. Saat itu, Istora Senayan sedang dalam proses renovasi karena menjadi
salah satu venue pada gelaran Asian Games 2018.
“Berkaca
pada tahun lalu, orang-orang bilang kami bisa jadi juara karena mainnya bukan
di Istora Senayan. Namun, menurut saya tidak begitu juga karena lawannya sama”,
kata Liliyana kepada wartawan, Senin (2/7).
Liliyana tak menampik angkernya
Istora Senayan bagi mereka sedikit
menganggu fokus Tontowi. Atlet yang akrab disapa Butet itu meminta Tontowi
mengubah pola pikir terhadap keangkeran Istora.
"Mungkin Tontowi yang agak sedikit mengubah pola
pemikiran karena lagi-lagi kami ketika bermain di Istora meraih hasil yang
kurang baik. Terakhir itu (menang) di SEA Games. Sudah lama sekali tak bisa
juara, setelah itu hanya final," ucap Liliyana.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akan mengawali kiprah
di Indonesia Open 2018 dengan menghadapi ganda campuran Malaysia, Tan Kian Meng/Lai
Pei Jing, pada Selasa (3/7/2018). Dari statistik yang ada, Tontowi/Liliyana lebih diunggulkan, ganda Indonesia ini berhasil
meraih tiga kemenangan dan sekali
menelan kekalahan kala bersua dengan ganda Malaysia penghuni peringkat 15
ranking dunia itu.
Liliyana mengisyarakat untuk gantung raket pada
tahun akhir 2018
Liliyana
Natsir bertekad untuk menikmati pertandingan dan meraih hasil maksimal pada
ajang Blibli Indonesia Open 2018. Liliyana mengisyaratkan tahun ini merupakan
tahun terakhirnya untuk berlaga di Indonesia Open. Pasalnya, pasangan dari
Tantowi itu mengonfirmasi rencana untuk gantung raket pada akhir tahun
2018. Butet—sapaan akrabnya—ingin menikmati
masa-masa terakhirnya bermain di turnamen berlabel BWF World Tour Superseries 1000
itu dan ingin memberikan kado indah dengan meraih hasil yang maksimal.
Meski
catatan buruk ketika bermain di Istora Senayan menghantui Liliyana dan Tantowi,
namun Liliyana tidak ingin terlalu berambisi untuk mematahkan mitos tersebut
mempersembahkan kemenangan perdananya di Istora Senayan.
“Mungkin,
ini akan menjadi Indonesia Open terakhir buat saya. Meski begitu, saya tidak
terlalu menggebu karena belum pernah menjadi juara di Istora (Senayan)”, kata
Liliyana kepada wartawan, Senin (2/7).
Kenangan manis tahun lalu
Pada edisi
kali ini, Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir berstatus sebagai juara bertahan setelah
pada Indonesia Open 2017, yang digelar di JCC Senayan, berhasil mengalahkan ganda
campuran asal Tiongkok, Zheng Siwei/Chen Qingchen.
“Tahun
lalu, rasa penasaran saya sudah sedikit terobati setelah menjadi juara
Indonesia Open ketika digelar di JCC (Senayan). Pastinya, saya akan merindukan
momen tersebut, jadi tahun ini saya ingin menikmatinya dan bermain maksimal”,
ucap Liliyana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar