Mudik atau pulang ke kampung halaman
adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya pada
libur panjang natal, tahun baru, dan lebaran. Namun, mudik yang telah kita
anggap sebagai kebiasaan setiap tahun tersebut terasa salah jika dilakukan pada
tahun 2020 ini.
Karena kasus pandemi Covid-19 di
Indonesia tak kunjung reda, pemerintah mengeluarkan himbauan untuk tetap
dirumah dan tidak bepergian selama libur natal dan akhir tahun ini. Kendati
demikian, masyarakat Indonesia tetap berangkat mudik, tidak mematuhi himbauan dari pemerintah.
Menurut data yang diperoleh dari PT Angkasa Pura II yang mengelola Bandara
Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, jumlah penumpang meningkat sejak 17 Desember
2020. Adapun puncak arus libur Natal dan Tahun Baru terjadi pada 23 Desember
dengan jumlah penumpang mencapai 85.000 orang, seperti yang dikonfirmasi oleh VP
of Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano pada Kamis
(24/12/2020).
Sementara
itu, via jalur darat, terdapat peningkatan volume lalu lintas di pintu tol
keluar Jakarta, sebagaimana yang disampaikan oleh penyedia jasa jalan tol PT
Jasa Marga. "PT Jasa Marga mencatat sebanyak 174.678 kendaraan
meninggalkan Jakarta pada H-2 libur Natal tahun 2020," ujar Corporate
Communication & Community Development Group Head Dwimawan Heru melalui
keterangan tertulis, Kamis.
Hal
seperti ini membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat masih
belum sukses. Karena jika dilihat dari pengalaman sebelumnya, kasus positif
Covid-19 akan meningkat secara signifikan pada libur panjang.
Contohnya
Ibu Kota Jakarta yang mencatat pertumbuhan kasus Covid-19 sejak libur panjang
akhir Oktober lalu. Bahkan, dalam sepekan terakhir, terjadi tiga kali lonjakan
penambahan kasus harian.
Penulis: Kartika Vennasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar