Sumber foto:
twitter
Kondisi di perairan Natuna saat ini kian memanas, di karenakan perahu dari China masuk ke wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Pihak Tiongkok mengklaim bahwa wilayah perairan Natuna bukan milik Indonesia tetapi milik Negeri Tirai Bambu tersebut.
Banyak yang di rugikan dari konflik tersebut, terutama bagi nelayan-nelayan Indonesia yang ingin melaut di perairan Natuna, pasalnya perahu Tiongkok akan menabrak perahu Indonesia jika mereka berpapasan.
Kementerian Luar Negeri pun melontarkan protes karena menilai China melakukan pelanggaran batas wilayah.
Indonesia juga menegaskan menolak klaim sepihak yang dilontarkan China terkait Sembilan Garis Putus (Nine Dash Line) yang digunakan sebagai pembenaran oleh China. Berdasarkan peta Nine Dash Line, terlihat bahwa China mengklaim 90% atau hampir seluruh wilayah perairan Laut tersebut milik China.
Sumber foto: twitter
Untuk diketahui, tak hanya Indonesia yang berseteru dengan China terkait urusan Laut China Selatan. Di kawasan ASEAN, China juga mengklaim di Laut China Selatan mencakup wilayah sejumlah negara lain yakni Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina.
Negara-negara tersebut tentunya menolak klaim China dan mencoba mempertahankan kedaulatan masing-masing. Bahkan, Filipina telah memenangkan gugatan di Mahkamah Arbitrase PBB yang menyatakan China tidak memiliki dasar hukum untuk mengklaim wilayah perairan di Laut China Selatan.
Di ketahui bahwa perairan Natuna memiliki luas wilayah 264.198,37 kilometer persegi. Kekayaan yang berada di perairan Natuna sendiri sangat banyak terutama di bagian sumber daya energi seperti minyak dan gas yang besar. Selain itu, perairan Natuna menyimpan kekayaan perikanan yang berlimpah seperti ikan pelagis, ikan damersal, ikan karang, udang, cumi-cumi hingga lobster.
Saat ini seluruh pasukan sudah digerakan oleh Indonesia untuk menjaga wilayah perairan Natuna, tak sedikit warga kepulauan Natuna yang membantu menjaga perairan tersebut. Indonesia akan bersikap tegas dalam menangani hal tersebut dan mendorong mundur kapal Tiongkok yang berada di perairan Natuna.
Penulis: Ian Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar