Senin, 28 Oktober 2019

Kenapa Sidik Jari Manusia Berbeda?

Sumber foto : liputan6.com

Sidik jari adalah satu bagian penting untuk mengidentifikasi seseorang. Tak heran, sidik jari juga berperan penting dalam dunia kriminal, baik dalam mengidentifikasi pelaku maupun korban kejahatan.

Bahkan dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, banyak gawai atau gadget yang mempersyaratkan sidik jari sebagai otoritas keamanan untuk mengaksesnya. Lebih dari itu, sidik jari memiliki fungsi tersendiri dalam kehidupan sehari-hari. Sidik jari tak hanya terdapat pada jari-jari tangan, tetapi juga kaki.

Dalam kehidupan sehari-hari, sidik jari dapat membantu kita dalam banyak hal. Seperti memegang berbagai benda agar tidak mudah jatuh, atau menjaga kita agar tidak terpeleset saat berjalan.

Selain itu, sidik jari juga sangat unik. Meskipun setiap orang mempunyai sidik jari, tapi sidik jari yang dimiliki setiap orang pasti berbeda-beda. Tak akan ada dua orang berbeda yang memiliki sidik jari yang sama. Lalu, apa yang menyebabkan sidik jari setiap orang berbeda?

Sidik jari yang kita miliki merupakan kulit tebal yang terbentuk sejak kita masih di dalam kandungan. Lapisan inilah yang nantinya akan membentuk pola unik sidik jari. Pembentukan pola ini terdiri dari beberapa faktor. Baik dari kondisi perut atau rahim dan pergerakan bayi saat masih di dalam perut.

Hal inilah yang menyebabkan bentuk sidik jari anak kembar sekalipun tidak sama. Sebab, meskipun berada dalam perut yang sama, tapi pergerakannya berbeda-beda. Karena setiap orang memiliki pola sidik jari yang berbeda, hal ini yang membuat sidik jari digunakan sebagai identitas yang dimiliki seseorang sejak zaman dahulu.

Sekitar 1870an, seorang antropolog asal Perancis, Alphonse Bertillon menggunakan tulang dan anggota tubuh lainnya sebagai identitas seseorang. Beberapa tahun kemudian, ide Bertillon ini disempurnakan dengan melakukan identifikasi menggunakan sidik jari.

Maka dari itu, saat kita akan membuat tanda pengenal seperti paspor, kartu tanda penduduk (KTP), atau ijazah kelulusan sekolah, sidik jari sangat diperlukan sebagai bagian dari identitas diri yang sah. Dalam keadaan bencana alam atau kecelakaan, sidik jari juga membantu identifikasi para korban. Sementara, dalam dunia kriminal biasanya hal utama yang diselidiki untuk mencari tahu pelaku korban kejahatan adalah sidik jari yang tertinggal atau tertempel di tempat kejadian perkara.


Penulis: Delima Aris


Minggu, 06 Oktober 2019

Paris Ala Kediri




Sumber foto: Hildawati Septiani
Apakah kalian masyarakat Kediri? Jika iya, pastinya sudah tahu apa maksud dari Paris Ala Kediri’ ini. Bagi kalian yang belum tahu, dan bertanya-tanya mengenai Apa itu Paris Ala Kediri?’
Paris Ala Kediri adalah sebuah Monumen bernama Simpang Lima Gumul yang terletak di Jawa Timur, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Bentuknya menyerupai Arc de Triomphe yang terletak di Paris, Prancis.
Arc de Triomphe dibangun untuk memperingati para pejuang yang telah tewas pada saat revolusi Prancis dan perang Napoleon. Sedangkan, Monumen Simpang Lima Gumul ini diinspirasi oleh Raja Jongko Joyoboyo, yaitu seorang raja yang berkuasa pada abad ke-12 yang memiliki cita-cita untuk menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri.
Pembangunan Monumen Simpang Lima Gumul dimulai pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008. Tinggi monumen ini mencapai 25 meter. Di sisi kiri dan kanan monumen, terdapat 16 relief yang mana setiap pahatan menggambarkan sejarah Kabupaten Kediri.
Dari tempat parkir menuju monumen, kalian akan melewati jalan bawah tanah, seperti terowongan di bawah tanah yang menghubungkan tempat parkir dengan monumen. Dan selama kita melintasi terowongan tersebut, di sisi kanan dan kiri, terdapat foto-foto sejarah monumen ini.
Akses perjalanan menuju monument ini sangat mudah, dari Stasiun Kediri hanya akan memakan waktu kurang lebih sekitar setengah jam. Selain dekat dengan Stasiun Kediri, monumen ini juga dekat dengan Kampung Inggris, Pare, yang hanya memakan waktu setengah jam. Buat kalian yang berlibur ke Kampung Inggris, jangan lupa datang ke Monumen Ala Paris ini.
Jangan lupa tag foto kamu di instagram @dni_info

Penulis : Hilda Septiani