Senin, 10 Mei 2021

Serpihan Dari Roket Long March Jatuh di Samudera Hindia

 


sumber foto : merdeka.com

Dalam tweet yang dikirim pada Jumat malam di Amerika Serikat, Aerospace Corporation mengatakan bahwa prediksi terbaru saat badan roket Long March kembali ke Bumi, oleh Center for Orbital Reentry and Debris Studies (CORDS) adalah selama delapan jam, yang diperkirakan akan jatuh pada hari Minggu 9 Mei 2021. 

Prediksi informasi terbaru CORDS tentang lokasi masuknya kembali badan roket China itu ke Bumi, diperkirakan di dekat Pulau Utara Selandia Baru. Akan tetapi, mereka mencatat bahwa kemungkinan badan roket dapat jatuh di mana saja di sepanjang jalur yang mencakup sebagian besar dunia.

Roket Long March 5B terdiri dari satu tahap inti dan empat penguat. Roket ini lepas landas dari pulau Hainan, China pada 29 April lalu, dengan modul Tianhe tak berawak, yang akan menjadi tempat tinggal stasiun luar angkasa permanen milik China.

Roket Long March 5 telah menjadi bagian integral dari ambisi luar angkasa jangka pendek China, yang dimulai dengan pengiriman modul dan awak stasiun luar angkasa yang direncanakan untuk memulai misi peluncuran wahana antariksa ke Bulan dan Mars.

Dilansir dari Aljazeera bahwa sisa-sisa roket terbesar China yang diluncurkan minggu lalu, jatuh ke Bumi pada Minggu 9 Mei 2021 mendarat di titik koordinat 72,47 BT dan 2,65 LU, tepatnya di dekat Maladewa, Samudra Hndia.

Menurut laporan pemerintah China, Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak China, serpihan roket Long March 5B yang beratnya mencapai 18 ton itu masuk ke atmosfer bumi pada pukul 2.24 GMT atau 9.24 WIB Minggu 9 Mei 2021 pagi tadi. Laporan itu menyatakan, sebagian besar puing-puing roket terbakar di atmosfer.

Kementerian luar negeri China mengatakan pada hari Jumat 7 Mei 2021 kemarin bahwa masuknya serpihan puing roket Long March5B ke Bumi, sangat tidak mungkin menyebabkan bahaya. Otoritas AS dan Eropa telah memantau dengan cermat roket yang melaju dengan kecepatan sekitar 4,8 mil (13,7 km) per detik tersebut

Perbedaan hanya satu menit dalam waktu masuk kembali diterjemahkan menjadi perbedaan ratusan mil di darat dan prediksi sebelumnya menempatkannya mendarat di lokasi dari Laut Mediterania ke Pasifik.

Long March 5B - terdiri dari satu tahap inti dan empat booster - lepas landas dari pulau Hainan di China pada Kamis, 29 April 2021 dengan modul Tianhe tak berawak, yang akan menjadi tempat tinggal di stasiun luar angkasa permanen China.

Kebanyakan ahli mengatakan, risiko bahaya dari jatuhnya roket China ini untuk manusia kecil. Florent Delefie selaku astronom di Paris -PSL Observatory mengatakan Mengingat ukuran objeknya, pasti akan ada potongan besar yang tersisa, Kemungkinan puing-puing (roket China) mendarat di zona berpenghuni sangat kecil, mungkin satu dari sejuta kemungkinan.

Pada Mei 2020, potongan dari Long March 5B pertama jatuh di Pantai Gading, merusak beberapa bangunan. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.

Pada akhir April, pihak berwenang di kota Shiyan, Provinsi Hubei, mengeluarkan pemberitahuan kepada orang-orang di sekitar kabupaten tersebut untuk mempersiapkan evakuasi karena bagian-bagian diperkirakan akan mendarat di daerah tersebut.

Sisa-sisa roket tersebut merupakan salah satu bagian terbesar dari puing-puing ruang angkasa yang kembali ke Bumi.

Tahap inti dari Long March 5B pertama yang kembali ke Bumi tahun lalu memiliki berat hampir 20 ton, hanya dilampaui oleh puing-puing dari pesawat ulang-alik Columbia pada tahun 2003, stasiun luar angkasa Salyut 7 Uni Soviet pada tahun 1991, dan Skylab NASA pada tahun 1979.

Penulis : Asya

Sumber Berita : Kompas, Antara News, dan Tiktok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar