Jumat, 24 Juni 2016

Brexit: Ketika Negara Adikuasa Memutuskan Keluar



23 Juni 2016, Inggris resmi keluar dari Uni Eropa atau yang lebih dikenal dengan istilah “Brexit” atau Britain Exit, setelah hasil referendum atau pemungutan suara bahwa 52% rakyat Inggris memilih Inggris untuk keluar, dimana pada tahun 1975 Inggris juga pernah mengadakan referendum untuk keluar, namun pada tahun itu, sebagian rakyat Inggris memilih untuk tetap berada di Uni Eropa. Diadakannnya referendum ini juga merupakan janji dari David Cameron, Perdana Mentei Inggris pada tahun 2015.

Alasan utamanya adalah Inggris merasa terbebani dengan peraturan-peraturan Uni Eropa mengontrol kehidupan sehari-hari rakyat Inggris, terutama dalam membatasi kegiatan bisnis Inggris dan membuat Inggris hanya mendapat sedikit keuntungan untuk negaranya. 

Lalu Apa dampak utamanya?
1.       Free Movement
Prinsip Uni Eropa adalah Free Movement yang memungkinkan penduduk di luar Inggris untuk bekerja dan menetap di Inggris. Ketika Inggris tak lagi menganut Free Movement, maka akan banyak SDM dari luar Inggris yang akan menggantung. Coba bayangkan bahwa SDM tersebut telah membuat bisnis yang cukup besar, akankah berpengaruh ke laju ekonomi Inggris? Seperti contohnya pembuatan film Games of Thrones yang dapat menjadi penyumbang besar untuk perekonomian Uni Eropa
2.       Finansial Global
Jika dihubung-hubungkan ke dunia investasi, sudah pasti nilai Poundsterling (mata uang Inggris) dan Euro (Mata uang uni Eropa) akan turun, karena kasus ini pasti akan berdampak ke ketidakstabilan kedua pihak ini, lalu apa yang terjadi? Ketika suatu nilai jatuh, lalu kemana para investor beralih? Mata uang mana lagi yang kuat sepeti Poundsterling dan Euro? US Dolar. Lalu apakah ada dampaknya ke Indonesia? Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dampaknya tidak akan signifikan ke arus investasi Indonesia.
3.       Bagaimana Negara Uni Eropa lain?
Tujuan diadakannya Uni Eropa, sudah pasti untuk saling meguatkan setiap Negara Eropa. Tapi jika Inggris merasa terbebani menjadi anggota Uni Eropa, bagaimana dengan Negara maju lainnya yang sebenarnya bisa lebih independen?


Gambar diatas merupakan tweet dari Marion Le Pen, politisi Prancis yang artinya  rakyat Prancis harus memiliki hak untuk memilih.
Bukan cuma Prancis, dikabarkan juga Austria, Republik Ceko, Swedia dan Belanda sudah mulai memikirkan untuk Auxit, Swexit, Czexits dan Nexit. Nahlo.
Sumber: detrik.com, bbc.com
Sumberfoto: seputarforex.com, twitter.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar