Kamis, 17 Maret 2022

Keindahan dalam Perbedaan Sudut Pandang

 

Sumber Foto : http://mulya.gurusiana.id/article/2019/04/perbedaan-sudut-pandang-2650320

Pernah enggak kalian merasa gelisah, galau atau sejenisnya? Menindaklanjuti tulisan sebelumnya mengenai agar memiliki filosofi hidup untuk mengatasi kegelisahan yang dialami. Kali ini, ada sebuah cara untuk mengatasi itu semua apakah itu? Mari kita lihat seksama. Selamat membaca!

Manusia selalu memiliki permasalahan, baik saat kecil maupun dewasa bahkan manusia yang sudah berumur. Pernah kalian melihat anak kecil menangis, remaja melamun, hingga orang dewasa memukul tembok atas sesuatu hal yang terjadi dengan dirinya? Kejadian ini terjadi atas keputusaan seseorang menerima atas apa yang terjadi dengan dirinya karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Sederhananya, seperti seseorang yang ingin sekolah namun kenyataan mewajibkannya bekerja atau ingin pacaran namun kenyataannya masih saja jomblo hehe. Hal tersebut terkadang menyebabkan sesorang akan merasa menyalahkan takdir atau menyalahkan sesuatu diluar kendalinya.

Dalam buku Filosofi Teras dijelaskan ada beberapa hal yang dapat kita kendalikan dan yang tidak dapat kita kendalikan. Sesuatu yang dapat kita kendalikan seperti emosi, perasaan, dan bakat. Saat dunia tidak dapat memihak terhadap kita, ada hal yang dapat kita lakukan yaitu dengan mengendalikan emosi dan perasaan kita. Kegelisahan tidak akan terjadi jika kita dapat mengontrol emosi dan perasaan kita. Lalu, sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan seperti bencana alam, takdir, dan segala sesuatu yang diluar dalam diri kita.

Saat kondisi pandemi seperti ini adalah sesuatu yang diluar kendali kita. Maka hal yang dapat kita kendalikan adalah dengan menjaga emosi dan perasaan kita. Bagaimana kita memandang pandemi ini dari sudut pandang yang negatif atau positif. Jika yang kita ambil dari sudut pandang positif maka disaat pandemi sekalipun kita tidak akan merasa gelisah. Begitupun sebaliknya jika memandang dari sudut pandang negative, maka energi yang kita dapat semuanya negative tentang pandemi.

Gagasan ini sejalan dengan hukum tarik menarik atau kita kenal dengan sebutan the law of attraction. Hukum alam semesta ini menjelaskan, bahwa apa yang kita pikirkan maka semua energi tertuju pada yang kita pikirkan. Sederhananya, seperti jika kita suka menyukai perempuan maka ada dua pilihan dalam pikiran kita. Pertama, kita berpikiran positif akan mendapatkannya dan kedua, kita berpikiran  negatif tidak bisa mendapatkannya. Jika pilihan yang kita ambil pilihan pertama, maka yang ada dalam pikiran akan menarik semua sesuatu yang akan dapat mendapatkan perempuan ini. Sebaliknya jika pilihan kedua maka pikiran akan menarik semua sesuatu yang negative seperti rasa tidak pantas dan sejenisnya.

Maka segala sesuatu itu tergantung bagaimana pikiran kita. Ada sebuah kalimat yang berbunyi “Seseorang terbentuk atas apa yang mereka pikirkan”  Maka sebaik mungkin kita dapat meminimalisir pikiran negatif dalam diri kita. Jika kita berpikiran positif maka efeknya sangat luar biasa. Begitupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selalulah berpikiran positif terhadap-Nya. Analoginya sudah jelas jika Tuhan itu sayang terhadap kita tercantum dalam surah Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Maka, bagaimana bisa Tuhan memberikan kita kesengsaraan. Menurut saya kesengsaraan yang ada itu terbentuk karena persepsi kita sendiri. Lain cerita jika kita yakin bahwa apa yang terjadi dalam diri kita itu semua adalah yang terbaik untuk diri kita.

Penulis: Dimas P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar