Sumber Foto : http://mulya.gurusiana.id/article/2019/04/perbedaan-sudut-pandang-2650320
Pernah
enggak kalian merasa gelisah, galau atau sejenisnya? Menindaklanjuti tulisan
sebelumnya mengenai agar memiliki filosofi hidup untuk mengatasi kegelisahan
yang dialami. Kali ini, ada sebuah cara untuk mengatasi itu semua apakah itu?
Mari kita lihat seksama. Selamat membaca!
Manusia selalu memiliki
permasalahan, baik saat kecil maupun dewasa bahkan manusia yang sudah berumur.
Pernah kalian melihat anak kecil menangis, remaja melamun, hingga orang dewasa
memukul tembok atas sesuatu hal yang terjadi dengan dirinya? Kejadian ini
terjadi atas keputusaan seseorang menerima atas apa yang terjadi dengan dirinya
karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Sederhananya, seperti seseorang
yang ingin sekolah namun kenyataan mewajibkannya bekerja atau ingin pacaran
namun kenyataannya masih saja jomblo hehe. Hal tersebut terkadang menyebabkan
sesorang akan merasa menyalahkan takdir atau menyalahkan sesuatu diluar
kendalinya.
Dalam buku Filosofi Teras dijelaskan ada beberapa
hal yang dapat kita kendalikan dan yang tidak dapat kita kendalikan. Sesuatu
yang dapat kita kendalikan seperti emosi, perasaan, dan bakat. Saat dunia tidak
dapat memihak terhadap kita, ada hal yang dapat kita lakukan yaitu dengan
mengendalikan emosi dan perasaan kita. Kegelisahan tidak akan terjadi jika kita
dapat mengontrol emosi dan perasaan kita. Lalu, sesuatu yang tidak dapat kita
kendalikan seperti bencana alam, takdir, dan segala sesuatu yang diluar dalam
diri kita.
Saat kondisi pandemi
seperti ini adalah sesuatu yang diluar kendali kita. Maka hal yang dapat kita
kendalikan adalah dengan menjaga emosi dan perasaan kita. Bagaimana kita
memandang pandemi ini dari sudut pandang yang negatif atau positif. Jika yang
kita ambil dari sudut pandang positif maka disaat pandemi sekalipun kita tidak
akan merasa gelisah. Begitupun sebaliknya jika memandang dari sudut pandang
negative, maka energi yang kita dapat semuanya negative tentang pandemi.
Gagasan ini sejalan dengan
hukum tarik menarik atau kita kenal dengan sebutan the law of attraction. Hukum alam semesta ini menjelaskan, bahwa
apa yang kita pikirkan maka semua energi tertuju pada yang kita pikirkan.
Sederhananya, seperti jika kita suka menyukai perempuan maka ada dua pilihan
dalam pikiran kita. Pertama, kita berpikiran positif akan mendapatkannya dan
kedua, kita berpikiran negatif tidak bisa mendapatkannya. Jika
pilihan yang kita ambil pilihan pertama, maka yang ada dalam pikiran akan
menarik semua sesuatu yang akan dapat mendapatkan perempuan ini. Sebaliknya
jika pilihan kedua maka pikiran akan menarik semua sesuatu yang negative
seperti rasa tidak pantas dan sejenisnya.
Maka segala sesuatu itu
tergantung bagaimana pikiran kita. Ada sebuah kalimat yang berbunyi “Seseorang
terbentuk atas apa yang mereka pikirkan” Maka sebaik mungkin kita
dapat meminimalisir pikiran negatif dalam diri kita. Jika kita berpikiran
positif maka efeknya sangat luar biasa. Begitupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Selalulah berpikiran positif terhadap-Nya. Analoginya sudah jelas jika Tuhan
itu sayang terhadap kita tercantum dalam surah Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Maka,
bagaimana bisa Tuhan memberikan kita kesengsaraan. Menurut saya kesengsaraan
yang ada itu terbentuk karena persepsi kita sendiri. Lain cerita jika kita
yakin bahwa apa yang terjadi dalam diri kita itu semua adalah yang terbaik untuk
diri kita.
Penulis: Dimas P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar