Sumber:
EarthSky Community Photos | Kent and Carolyn Carlson
Ada sejumlah fenomena langit
dibulan Desember di Indonesia, baik yang terlihat jelas atau tidak. Berikut
daftar fenomena langit dilansir dari In
The Sky:
1) Konjungsi Bulan dan Venus
Satelit alami Bumi akan berbagi kenaikan yang sama dengan
Venus dan akan berada pada jarak 1 derajat di selatan Bulan. Pasangan ini akan
terlihat sekitar pukul 18:14 WIB dengan ketinggian 33 derajat di atas cakrawala
barat daya. Bulan dan Venus akan tenggelam 2 jam 45 menit setelah Matahari pada
pukul 20:43 WIB. Bulan akan berada di mag –10.4 dan Venus di mag -4.7, keduanya
bisa ditemukan di konstelasi Satgatarius.
2) Hujan Meteor Puppid-Velid
Hujan meteor Puppid-Velid akan aktif dari 1 Desember
hingga 15 Desember, namun puncaknya akan terjadi pada 7 Desember 2021. Selama
periode ini, pengamat akan memiliki peluang untuk melihat meteor Puppid-Velid
di konstelasi Vela. Hujan meteor baru akan terlihat sekitar pukul 20:36 WIB
setiap malam, ketika titik pancarannya naik di atas ufuk timur. Hujan mteor ini
akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:06 WIB. Hujan Metor
tersebut kemungkinan akan menghasilkan tampilan terbaik pada sekitar pukul
03:00 WIB, saat titik pancarannya berada paling tinggi di langit. Pada
puncaknya, hujan meteor Puppid-velid diperkirakan menghasilkan laju
nominal sekitar 10 meteor per jam. Namun dari pandangan langit Indonesia,
pengamat diperkirakan dapat melihat hingga 7 Meteor per jam ketika puncak.
Hingga saat ini belum diketahui komet atau asteroid jenis apa yang menjadi asal
hujan meteor Puppid-Velid. Karena asteroid tersebut memiliki orbit yang
lebar ketika mengitari Matahari membuatnya sulit untuk dilacak.
3) Konjungsi Bulan dan Saturnus
Setelah berbagai kenaikan yang sama dengan Venus, Bulan akan
terlihat berdekatan dengan Saturnus di langit pada 8 Desember. Planet bercincin
itu akan berada pada jarak 4 derajat di selatan Bulan. Pasangan ini akan
terlihat sekitar pukul 18:15 WIB dengan ketinggian 48 derajat di atas ufuk
barat. Keduanya akan tenggelam menuju cakrawala, sekitar 3 jam 44 menit setelah
Matahari pada pukul 21:43 WIB. Pada saat itu, Bulan akan berada pada mg -10.0
dam Saturnus pada mg 05, keduanya berada di konstelasi Capricornus. Jika
pengamat ingin meilihat cincin Saturnus dengan jelas, pengamat disarankan
menggunakan bantuan teleskop dengan pembesaran minimum 175 kali.
4) Hujan meteor Geminid
Hujan meteor Geminid akan aktif dari 4 Desember hingga
17 Desember, dengan puncak mateor akan terjadi pada 14 Desember 2021. Selama
periode ini, pengamat memiliki peluang untuk melihat meteor Geminid di
konstelasi Gemini. Hujan meteor Geminid baru akan terlihat
sekitar pukul 20:06 WIB setiap malam, ketika titik pancarannya naik di atas
ufuk timur. Hujan meteor ini akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar
pukul 05:08 WIB. Pancaran hujan metor ini akan menghasilkan tampilan terbaiknya
sekitar pukul 02:00 WIB, ketika titik pancarannya paling tinggi di langit. Pada
puncaknya, hujan meteor diperkirakan akan menghasilkan laju nominal sekitar 120
meteor per jam. Wilayah Indonesia, pancaran hujan meteor akan muncul pada
ketinggian puncak 50 derajat di atas cakarawala, sehingga diperkitakan pengamat
dapat melihat hingga 92 meteor per jam. Hujan meteor Geminid sendiri
berasal dari asteroid 3200 Phaethon, batuan antariksa yang mengintari
Matahari sekali setiap 1.43 tahun. Oh, iya penampakan dari fenomena ini kurang
lebih seperti gambar di atas, tetapi gambar di atas merupakan hujan meteor Geminid
pada Desember 2020 ya guys. Fenomena itu diabadikan oleh Kent dan Carolyn
Carlson di Moraine Park, Rocky Mountain National Park, Colorado. Indah banget
ya!
5) Solstis Desember
Pada 21 Desember akan menjadi hari tepanjang di tahun 2021
untuk belahan Bumi selatan karena merupakan hari pertengahan musim panas.
Sementara di belahan Bumi utara akan menjadi hari terpendek karena hari
pertengahan musim dingin, ini merupakan peristiwa ketika gerak tahunan Matahari
melalui rasi bintang zodiak, mencapai titik paling selatan di langit. Tepatnya
di depan rasi bintang Capricornus yang disebut dengan solstis.
Saat solstis Desember terjadi, wilayah-wilayah di belahan Bumi selatan akan
mengalami siang hari lebih panjang dari biasanya. Sementara itu wilayah-wilayah
di belahan Bumi utara akan mengalami malam hari yang lebih panjang. Peristiwa
ini terjadi karena poros rotasi Bumi terhadap Matahari tidak tegak lurus,
melainkan miring sekitar 23,5 derajat. Kemiringan ini bisa menyebabkan salah
satu belahan Bumi lebih condong tersinari Matahari daripada belahan Bumi lainnya.
Bumi terlihat mengorbit Matahari sekali setiap 365,242 hari dan ini adalah
periode waktu di mana siklus titik balik matahari dan ekuiniks berulang dari
satu tahun ke tahun berikutnya. Pada tahun mana pun yang bukan tahun kabisat,
titik balik matahari terjadi kira-kira 5 jam 48 menit, kurang dari sepermpat
hari, dari satu tahun ke tahun berikutnya. Inilah sebabnya mengapa musim akan
bergeser di akhir tahun jika bukan karena satu hari tambahan dimasukkan ke dalam
setiap tahun keempat pada 29 Februari. Indonesia sendiri, fenomena ini tidak
akan terlalu berdampak karena terletak di wilayah dekat ekuator.
Itulah
informasi terkait terjadinya sejumlah fenomena langit bulan Desember tahun ini,
guys. Kalau kalian dapat kesempatan
untuk lihat fenomena-fenomena di atas
jangan lupa cerita-cerita ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar