Sabtu, 18 Desember 2021

Langit Bulan Desember

 

Sumber: EarthSky Community Photos | Kent and Carolyn Carlson

Ada sejumlah fenomena langit dibulan Desember di Indonesia, baik yang terlihat jelas atau tidak. Berikut daftar fenomena langit dilansir dari In The Sky:

1)     Konjungsi Bulan dan Venus

Satelit alami Bumi akan berbagi kenaikan yang sama dengan Venus dan akan berada pada jarak 1 derajat di selatan Bulan. Pasangan ini akan terlihat sekitar pukul 18:14 WIB dengan ketinggian 33 derajat di atas cakrawala barat daya. Bulan dan Venus akan tenggelam 2 jam 45 menit setelah Matahari pada pukul 20:43 WIB. Bulan akan berada di mag –10.4 dan Venus di mag -4.7, keduanya bisa ditemukan di konstelasi Satgatarius.

2)     Hujan Meteor Puppid-Velid

Hujan meteor Puppid-Velid akan aktif dari 1 Desember hingga 15 Desember, namun puncaknya akan terjadi pada 7 Desember 2021. Selama periode ini, pengamat akan memiliki peluang untuk melihat meteor Puppid-Velid di konstelasi Vela. Hujan meteor baru akan terlihat sekitar pukul 20:36 WIB setiap malam, ketika titik pancarannya naik di atas ufuk timur. Hujan mteor ini akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:06 WIB. Hujan Metor tersebut kemungkinan akan menghasilkan tampilan terbaik pada sekitar pukul 03:00 WIB, saat titik pancarannya berada paling tinggi di langit. Pada puncaknya, hujan meteor Puppid-velid diperkirakan menghasilkan laju nominal sekitar 10 meteor per jam. Namun dari pandangan langit Indonesia, pengamat diperkirakan dapat melihat hingga 7 Meteor per jam ketika puncak. Hingga saat ini belum diketahui komet atau asteroid jenis apa yang menjadi asal hujan meteor Puppid-Velid. Karena asteroid tersebut memiliki orbit yang lebar ketika mengitari Matahari membuatnya sulit untuk dilacak.

3)     Konjungsi Bulan dan Saturnus

Setelah berbagai kenaikan yang sama dengan Venus, Bulan akan terlihat berdekatan dengan Saturnus di langit pada 8 Desember. Planet bercincin itu akan berada pada jarak 4 derajat di selatan Bulan. Pasangan ini akan terlihat sekitar pukul 18:15 WIB dengan ketinggian 48 derajat di atas ufuk barat. Keduanya akan tenggelam menuju cakrawala, sekitar 3 jam 44 menit setelah Matahari pada pukul 21:43 WIB. Pada saat itu, Bulan akan berada pada mg -10.0 dam Saturnus pada mg 05, keduanya berada di konstelasi Capricornus. Jika pengamat ingin meilihat cincin Saturnus dengan jelas, pengamat disarankan menggunakan bantuan teleskop dengan pembesaran minimum 175 kali.

4)     Hujan meteor Geminid

Hujan meteor Geminid akan aktif dari 4 Desember hingga 17 Desember, dengan puncak mateor akan terjadi pada 14 Desember 2021. Selama periode ini, pengamat memiliki peluang untuk melihat meteor Geminid di konstelasi Gemini. Hujan meteor Geminid baru akan terlihat sekitar pukul 20:06 WIB setiap malam, ketika titik pancarannya naik di atas ufuk timur. Hujan meteor ini akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:08 WIB. Pancaran hujan metor ini akan menghasilkan tampilan terbaiknya sekitar pukul 02:00 WIB, ketika titik pancarannya paling tinggi di langit. Pada puncaknya, hujan meteor diperkirakan akan menghasilkan laju nominal sekitar 120 meteor per jam. Wilayah Indonesia, pancaran hujan meteor akan muncul pada ketinggian puncak 50 derajat di atas cakarawala, sehingga diperkitakan pengamat dapat melihat hingga 92 meteor per jam. Hujan meteor Geminid sendiri berasal dari asteroid 3200 Phaethon, batuan antariksa yang mengintari Matahari sekali setiap 1.43 tahun. Oh, iya penampakan dari fenomena ini kurang lebih seperti gambar di atas, tetapi gambar di atas merupakan hujan meteor Geminid pada Desember 2020 ya guys. Fenomena itu diabadikan oleh Kent dan Carolyn Carlson di Moraine Park, Rocky Mountain National Park, Colorado. Indah banget ya!

5)     Solstis Desember

Pada 21 Desember akan menjadi hari tepanjang di tahun 2021 untuk belahan Bumi selatan karena merupakan hari pertengahan musim panas. Sementara di belahan Bumi utara akan menjadi hari terpendek karena hari pertengahan musim dingin, ini merupakan peristiwa ketika gerak tahunan Matahari melalui rasi bintang zodiak, mencapai titik paling selatan di langit. Tepatnya di depan rasi bintang Capricornus yang disebut dengan solstis. Saat solstis Desember terjadi, wilayah-wilayah di belahan Bumi selatan akan mengalami siang hari lebih panjang dari biasanya. Sementara itu wilayah-wilayah di belahan Bumi utara akan mengalami malam hari yang lebih panjang. Peristiwa ini terjadi karena poros rotasi Bumi terhadap Matahari tidak tegak lurus, melainkan miring sekitar 23,5 derajat. Kemiringan ini bisa menyebabkan salah satu belahan Bumi lebih condong tersinari Matahari daripada belahan Bumi lainnya. Bumi terlihat mengorbit Matahari sekali setiap 365,242 hari dan ini adalah periode waktu di mana siklus titik balik matahari dan ekuiniks berulang dari satu tahun ke tahun berikutnya. Pada tahun mana pun yang bukan tahun kabisat, titik balik matahari terjadi kira-kira 5 jam 48 menit, kurang dari sepermpat hari, dari satu tahun ke tahun berikutnya. Inilah sebabnya mengapa musim akan bergeser di akhir tahun jika bukan karena satu hari tambahan dimasukkan ke dalam setiap tahun keempat pada 29 Februari. Indonesia sendiri, fenomena ini tidak akan terlalu berdampak karena terletak di wilayah dekat ekuator.

 

Itulah informasi terkait terjadinya sejumlah fenomena langit bulan Desember tahun ini, guys. Kalau kalian dapat kesempatan untuk lihat  fenomena-fenomena di atas jangan lupa cerita-cerita ya!

Penulis: Gina Alia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar