Selasa, 21 Agustus 2018

Perkuat Industri Otomotif ASEAN, Indonesia dan Malaysia Berkolaborasi


Google

Indonesia dan negara yang dijuluki dengan negeri Jiran telah berkolaborasi mengembangkan industri otomotif hingga dapat menciptakan "mobil ASEAN". Institut Otomotif Indonesia (IOI) telah menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan CEO Malaysia Automotive Institute (MAI) Dato Mohamad Madani Sahari, Jumat (10/8/2018). 
Indonesia dan Malaysia memiliki kekuatan bersama dengan tersedianya jumlah 2.000 industri komponen, dan siap menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, untuk mendukung industri otomotif seusai tren global dan selera konsumen saat ini. I Made Dana Tangkas mengatakan mobil ASEAN yang dimaksud adalah kendaraan yang diproduksi dengan 40% komponen-komponennya berasal dari negara-negara ASEAN. 
Ia menjelaskan, melihat populasi manusia di ASEAN sudah mencapai 600 juta orang dengan potensial market untuk penjualan mobil yaitu 4 juta setiap tahunnya. Dari alasan tersebut, Indonesia bekerjasama dengan Malaysia untuk membangun mobil yang akan dipasarkan di kawasan ASEAN. kerjasama ini juga bakal mengarah ke pengembangan industri otomotif yang tengah berkembang, yaitu elektrifikasi.
"Kami juga menetapkan kebijakan untuk lokalisasi komponen utama kendaraan listrik seperti baterai, inverter, motor listrik dan peralatan pengisian daya, serta penggunaan energi terbarukan seperti biofuel, biodiesel, dan bio ethanol," jelas Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan.
Sementara itu, menurut CEO MAI, Dato Mohamad Madani Sahari, kedua belah pihak akan mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang bisa melakukan kerja sama dan didorong untuk memproduksi komponen untuk kendaraan internal combustion engine (ICE).
Selanjutnya, bakal melakukan riset bersama untuk mempelajari semua teknologi baru, seperti kendaraan listrik atau hybrid. "Hasil riset itu bisa digunakan oleh perusahaan yang ikut joint venture dengan didukung pula pada pengembangan SDM dan supply chain untuk perusahaan joint venture tersebut,” jelasnya.
Madani meyakini, kemampuan industri komponen kedua negara sudah mencapai 90%
"Kami juga ingin adanya kerja sama mengenai biofuel karena sawit merupakan komoditas penting untuk kedua negara. Tidak menutup kemungkinan kerja sama dilakukan dengan negara ASEAN lain seperti Thailand atau Filipina. Diharapkan joint venture ini dapat memproduksi kendaraan sendiri," imbuhnya.

Penulis : Alfiana Femi
Sumber : Good News From Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar